Indef memperkirakan The Fed tidak akan bersikap hawkish setelah bangkrutnya SVB.

Arkanapulsa.id, Blora – Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat, mengisyaratkan kenaikan suku bunga di masa depan hingga inflasi terkendali. Namun, publik cenderung menunggu hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Maret 2023. Direktur Indef, Tauhid Ahmad, mengatakan kenaikan suku bunga The Fed tidak akan agresif karena tidak ingin menghancurkan Silicon Valley Bank (SVB) yang sedang terpuruk. Sementara itu, negara lain menarik dolar yang sebelumnya keluar dari negara akibat kenaikan suku bunga The Fed.

Indef memprediksi The Fed tidak akan hawkish setelah SVB bangkrut

#Indef #memprediksi #Fed #tidak #akan #hawkish #setelah #SVB #bangkrut




Indef memprediksi The Fed tidak akan hawkish setelah SVB bangkrut

Indef memprediksi The Fed tidak akan hawkish setelah SVB bangkrut

Indef mengambil tindakan setelah pengumuman bangkrutnya SVB

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengambil tindakan setelah SVB bangkrut pada pekan lalu dan memprediksi the Federal Reserve (The Fed) tidak akan hawkish.

The Fed kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat

Seperti diketahui, setiap kali terjadi krisis yang mengancam stabilitas keuangan, the Fed cenderung mengambil tindakan untuk menenangkan pasar. Namun dengan bangkrutnya SVB, Indef memperkirakan the Fed kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Pertimbangan The Fed dalam mengambil keputusan tentang suku bunga

The Fed mempertimbangkan berbagai faktor dalam mengambil keputusan tentang suku bunga, termasuk inflasi, pertumbuhan ekonomi, stabilitas keuangan, dan risiko pasar. Dalam situasi seperti ini, the Fed mungkin merasa perlu mempertahankan suku bunga rendah untuk mengurangi risiko krisis lebih lanjut.

Konsekuensi ekonomi dari keputusan The Fed

Jika the Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga rendah, konsekuensinya akan meluas ke seluruh ekonomi. Suku bunga rendah dapat mendorong konsumsi dan investasi, yang pada gilirannya dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Namun, hal ini juga dapat mengakibatkan penurunan nilai mata uang dan inflasi yang meningkat.

Menunggu keputusan resmi dari The Fed

Sekarang saatnya untuk menunggu keputusan resmi dari the Fed. Tetapi dengan adanya krisis SVB, Indef memprediksi bahwa the Fed tidak akan hawkish dalam waktu dekat.

Baca juga :  Broward Addiction Recovery Center Reviews



Arkanapulsa.id – Publik cenderung wait and see menunggu Federal Open Market Committee (FOMC) Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada 21-22 Maret 2023.

Pernyataan Ketua Fed Jerome Powell di depan Komite Perbankan Senat awal bulan ini mengisyaratkan kenaikan suku bunga di masa depan hingga inflasi terkendali.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan kenaikan suku bunga The Fed tidak akan lebih agresif (hawkish) pasca ambruknya Silicon Valley Bank.

“Yang saya lihat, tidak akan langsung meningkat dan menjadi agresif. Saya melihat menahan suku bunga adalah upaya The Fed untuk menyelamatkan SVB,” kata Direktur Indef Tauhid Ahmad di MNC Portal Indonesia, Sabtu (18/3/2023).

Menurut Tauhid, kenaikan suku bunga yang agresif akan menghancurkan dan mendevaluasi aset SVB. Dia juga mengkhawatirkan munculnya efek penularan, mirip dengan transmisi guncangan ekonomi, ke industri di Amerika Serikat. Hal itu terjadi karena SVB yang menyediakan dana ke berbagai perusahaan di Negeri Paman Sam itu melihat kenaikan suku bunga yang agresif yang akan menghancurkan industri tersebut.

Selain itu, Tauhid juga menilai langkah The Fed tidak agresif karena tren penurunan inflasi di Amerika Serikat yang melambat menjadi 6 persen pada Februari 2023, angka tersebut menjadi yang terendah sejak September 2021.

“Dengan inflasi yang terkendali, saya kira The Fed tidak akan mengorbankan SVB dengan menaikkan suku bunga secara agresif,” tambahnya.

Namun, Tauhid menilai negara lain akan berlomba menaikkan suku bunganya. Mereka akan menggunakan kesempatan ini sebagai momen untuk menarik dolar yang sebelumnya keluar dari negara (capital outflow) akibat kenaikan suku bunga The Fed.

“Tentu keduanya sama-sama memiliki tujuan untuk mengendalikan inflasi, namun tidak ingin kehilangan kesempatan penting ini,” pungkasnya.

(MENGAPA)

Peluang Dagang Isi Ulang Pulsa juga Konter PPOB Di buka

Jualan Pulsa dan Konter PPOB merupakan Berbisnis yang menguntungkan. Walaupun di masa endemi, kebutuhan pulsa untuk masyarakat Indonesia menjadi hal yang primer, seperti membayar tagihan, membeli pulsa internet, voucher game, top up saldo uang elektronik juga kebutuhan lain.

Semuanya boleh dijalankan di Arkana Pulsa sebagai Usaha pulsa paling murah yang menjanjikan. Jual di Arkana Pulsa bisa dikelola oleh siapa saja dengan modal kecil. Momentum masih terbuka lebar untuk membuka Dagang agen pulsa juga loket pembayaran ppob dengan Arkana Pulsa

Bagaimana Dagang Pulsa dan Tagihan PPOB di Arkana Pulsa?

Berjualan pulsa dan loket pembayaran ppob kami yaitu solusi Jualan bagi masyarakat Indonesia yang mau memiliki Berjualan pulsa elektrik, pulsa internet, paket sms & nelpon, Dagang isi ulang Gopay, OVO, DANA, LinkAja, Shopee, dll, Jual voucher online game paling murah dan komplit juga voucher tv kabel paska bayar

DAFTAR SEKARANG

Sekian Artikel update hari ini tentang Indef memprediksi The Fed tidak akan hawkish setelah SVB bangkrut

dengan tags #Indef #memprediksi #Fed #tidak #akan #hawkish #setelah #SVB #bangkrut yang mungkin saja tidak berarti apa-apa buat Anda, Namun setidaknya dapat menambah pengetahuan buat kalian 🙂