Cara Membuat Brand Sendiri Mulai dari Nol

Mengapa Cara Membuat Brand Sendiri Mulai dari Nol

Membuat bisnis sendiri tentunya merupakan salah satu tantangan yang amat menarik. Apalagi bagi kalangan milenials yang biasanya memiliki mimpi dan ambisi yang menarik. Sayangnya banyak sekali orang yang memulai bisnisnya hanya dengan ilmu yang minimal.

Padahal sejatinya ada banyak sekali pertimbangan yang perlu kita lakukan di dalam berbisnis. Lalu, sebelum melakukan pertimbangan-pertimbangan tersebut tentu ada banyak ilmu yang harus kita pelajari.

Salah satunya adalah ilmu tentang branding, yang saat ini lebih sering dimaknai sebagai identitas visual dari suatu produk. Padahal hakikatnya brand dan branding jauh lebih dalam dari itu.

Apa itu Brand(ing)?

nike air jordan

Bukan sekadar identitas visual, brand merupakan pola-pola yang dibentuk oleh perusahaan dengan tujuan mendekatkan diri kepada para konsumen.

Bahkan branding yang baik seharusnya bisa membuat konsumen terngiang-ngiang dengan produk yang kamu miliki.

Beberapa hal yang harus kamu pahami soal branding adalah sebagai berikut ini. Agar kamu tidak kaget nantinya saat kami jelaskan step by step mengenai cara membuat brand mu sendiri.

  • Proses berulangbranding adalah sebuah proses berulang yang tidak akan pernah berhenti. Kamu tidak berhenti di membuat logo dan warna saja melainkan mengubah identitas secara konstan.
  • Identifikasi kreasi dan managing, nah salah satu hal yang sering disalahpahami adalah bahwa membuat brand hanya membutuhkan sekali proses. Padahal proses identifikasi kreasi dan managing ini harus diulang terus menerus lho!
  • Penjabaran makna, ide serta posisi brand di konsumen (menurutmu) harus bisa diterjemahkan ke dalam aset. Mulai dari identitas visual, konten, produk, logo, servis, dan seterusnya.
  • Persepsi, salah satu nilai keberhasilan branding adalah apakah produk yang kamu punya dipersepsikan secara baik sehingga bisa terus menerus masuk ke dalam pikiran konsumen? Atau justru sebaliknya sehingga orang enggan menggunakan produkmu karena persepsi buruk terhadap produk yang kamu punya.

Pada akhirnya branding merupakan salah satu komponen penting yang tidak bisa kamu lupakan di dalam berbisnis. Meski sebenarnya terlihat simpel, banyak sekali hal yang harus kamu pelajari soal ini.

Karena pada akhirnya branding merupakan salah satu hal yang paling memengaruhi perusahaan secara keseluruhan. Bagaimana orang-orang mempersepsikan produk dan brand mu akan memengaruhi nilai produkmu sendiri.

Apa itu Brand Building?

membangun brand sendiri

Membangun sebuah brand, bukan hanya membuat logo dan desain produk yang keren. Alih-alih kamu harus menentukan strategi dan campaign yang tepat dengna tujuan membangun image yang baik di marketplace.

“Kesuksesan Brand = positive image + standing out”

Proses pembangunan sebuah brand sendiri bisa dibagi menjadi tiga fase utama. Fase pertama Brand Strategy, dilanjutkan dengan Brand Identity, dan terakhir Brand Marketing.

Brand Strategy

Di fase pertama kamu harus bisa melakukan pemetaan mengenai beberapa faktor. Ada banyak sekali teori yang bisa digunakan, tapi cobalah jawab pertanyaan berikut ini:

  • Apa perbedaanmu dengan brand lain (di dalam bisnis serupa)?
  • Seberapa terpercaya-nya kah brand yang kamu miliki?
  • Sebagai apakah brand yang kamu miliki akan diingat oleh orang lain?
  • Apakah brand yang kamu miliki likeable?

Dengan menjawab keempat pertanyaan tersebut kamu akan bisa meraba-raba purpose, promise, dan solution yang bisa ditawarkan kepada para konsuen.

Boleh dibilang fase pertama ini adalah proses cetak biru dari brand yag kamu miliki. Kamu harus merancang brand yang kamu punya dari sini, selayaknya ketika kamu ingin merancang rumah milikmu sendiri.

Adapun beberapa komponen yang harus kamu pikirkan ketika sedang membicarakan brand strategy adalah sebagai berikut ini:

  • Brand discovery (bagaimana kamu ‘menemukan’ brand mu)
  • Riset kompetitor
  • Target market / audience
  • Brand Voice (bagaimana kamu berkomunikasi dengan konsumen/ audience mu)
  • Pesan dan ‘Cerita’ Brand

Tahapan ini adalah tahapan yang paling penting. Namun sayangnya seringkali dilupakan dan dilewatkan oleh orang-orang yang baru pertama kali berbisnis. Alih-alih kebanyakan orang akan langsung melompat ke bagian design dan marketing.

Brand Identity

Nah tahapan kedua inilah yang seringkali dipahami sebagai proses branding menurut kebanyakan orang. Khususnya yang masih awam di dunia bisnis.

Identitas brand merupakan salah satu cara untuk meyakinkan publik melalui visual, pesan, dan pengalaman. Brand Strategy akan memengaruhi bagaimana kamu mempresentasikan identitas brand mu kepada khalayak.

Beberapa komponen yang wajib kamu perhatikan saat membicarakan soal identitas brand adalah:

  • Logo brand
  • Warna dan fonts atau tulisan yang digunakan
  • Pola dan ikon yang digunakan
  • Desain website dan media sosial
  • Konten dan pesan
  • Periklanan
  • Packaging dan desain produk

Dengan memperhatikan beberapa komponen di atas, secara umum kamu sudah tidak perlu pusing lagi memikirkan identitas brand yang kamu miliki.

Kalau masih bingung, kamu bisa anggap identitas brand sebagai karakter yang kamu inginkan. Bayangkan brand mu adalah manusia, nah kamu bisa memperkirakan sifat, bentuk, hingga perilakunya dari proses pembuatan identitas brand ini.

Brand Marketing

Setelah brand yang kamu buat memiliki identitas, berarti saatnya kamu mengudarakan brand tersebut. Kamu sudah bisa memperkenalkan brand yang kamu punya langsung kepada khalayak ramai.

Di tahun ini, ada banyak sekali cara yang bisa kamu tempuh di dalam marketing. Tapi hal terpenting yang harus kamu pahami adalah bahwa marketing itu bisa murah dan bisa mahal.

Tergantung bagaimana kamu menggunakan modal yang dimiliki, dan seberapa cerdas kamu memanfaatkan modal tersebut.

Beberapa kanal marketing yang bisa kamu gunakan saat ini misalnya website, SEO, marketing konten, social media, email whatsapp, hingga menggunakan iklan berbayar.

Langkah-Langkah Membuat Brand Sendiri

channel perfume

Ada banyak metode yang bisa kamu lakukan di dalam membuat brand. Akan tetapi metode kami di bawah ini merupakan salah satu yang termudah, yuk dicoba!

# Mengetahui Makna di Balik Brand Milikmu

Setiap brand yang sukses di dalam dunia bisnis, kami jamin memiliki makna ataupun purpose yang jelas dan sangat powerful.

Ketika mendefinisikan makna di balik brand yang kamu bangun, kamu harus bisa menjawab empat pertanyaan di bawah ini:

  • Mengapa brand mu ada?
  • Apa yang membedakanmu dengan brand lainnya?
  • Solusi apa yang kamu tawarkan kepada konsumen?
  • Mengapa orang harus memperhatikanmu?

Nantinya pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi dasar dari brand yang kamu miliki. Ketika kamu bisa menjawab pertanyaan di atas dengan mantap, maka kamu sudah memiliki fondasi brand yang sangat kuat.

Salah satu konsep yang paling menarik mengenai ini adalah konsel The Golden Circle yang diperkenalkan oleh Simon Sinek.

Dari sana, ia menyimpulkan beberapa hal. Pertama bahwa orang-orang tidak membeli apa (What) yang kamu jual atau tawarkan, melainkan mereka membeli (Why) dari produkmu. Pikirkan, mengapa kamu membuat produk tersebut alih-alih produk apa yang kamu jual.

Kedua tujuan dari branding adalah untuk berbisnis dengan orang-orang yang percaya terhadap apa-apa yang kamu percayai. Kamu tidak perlu berbisnis dengan orang-orang yang membutuhkan apa yang kamu percaya.

Disanalah kemudian kamu bisa merasakan betapa kuatnya sebuah branding.

# Riset Kompetitor di Industri yang Sama

Kesalahan terbesar dari banyak orang yang membuat brand baru adalah melakukan copy paste terhadap brand besar yang berjalan di industri yang sama. Alih-alih kamu harus mempelajari “apa yang membuat mereka berhasil, dan apa yang membuat mereka gagal”.

Kamu bisa memulainya dengan membuat spreadsheet mengenai masing-masing kompetitor yang kamu miliki. Ada banyak analisis yang bisa kamu gunakan di luar sana, tapi pastikan analisis tersebut bisa menjawab empat pertanyaan di bawah ini:

  • Apakah kompetitor konsisten dengan pesan dan identitas visual yang dimiliki?
  • Bagaimana kualitas produk ataupun jasa dari kompetitoor?
  • Apakah kompetitormu memiliki review konsumen atau social mentions yang bisa kamu baca?
  • Bagaimana cara kompetitormu melakukan marketing baik offline ataupun online?

# Menentukan Target Audience

Baca juga :  Ketahui Perbedaan Pembiayaan dan Pinjaman

Kalau jumlah penduduk Indonesia adalah juta orang, tentu tidak mungkin kamu menjual produk kepada seluruh orang tersebut. Alih-alih kamu harus menentukan, siapa diantara juta orang tersebut yang ‘cocok’ membeli produkmu.

Proses ini disebut dengan riset audience. Nah salah satu kunci yang dimiliki adalah dengan sespesifik mungkin. Sebagai contoh, kamu bisa lihat di bawah ini.

  • “Mahasiswa di Depok” bukanlah kata kunci target pasar yang baik. Alih-alih, misalnya kamu bisa menggunakan kata kunci “Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Depok yang Setiap Hari Pulang Tengah Malam” atau semacamnya.

Konyol? Memang, tapi percayalah semakin spesifik target pasar yang kamu miliki maka kamu akan bisa menjalankan perusahaanmu dengan semakin efisien.

Hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap bagaimana cara kamu mengkomunikasikan brand yang kamu miliiki terhadap pasar yang kamu tuju. Tujuannya? Agar konsumen merasa semakin dekat dan lebih personal terhadap brand yang kamu punya.

Lebih jauh lagi ada beberapa ahli branding yang meminta para pembuat brand untuk membuat buyer’s persona. Beberapa aspek yang harus ada di dalam persona tersebut adalah:

  • Demografik – usia, jenis kelamin, lokasi, pendapatan, dan tingkat pendidikan.
  • Motivasi
  • Goal
  • Pain points
  • Fears
  • Desires
  • Influencers
  • Brand Affinities

Untuk mempelajari seluruhnya tentu membutuhkan waktu yang sangat lama, dan bahkan butuh materi sendir-sendiri. Tapi setidaknya tentukan demografi serta pain points dari calon konsumen yang kamu punya.

Pain poin bisa dibilang sebagai masalah yang mereka miliki, dan mengapa mereka harus memilih brand yang kamu punya untuk mengatasi masalah tersebut.

# Menentukan Visi dan Misi Brand

Meski terdengar klise, menentukan visi dan misi dari brand merupakan salah satu aspek penting. Bukan untuk kamu saja sebagai pemilik, melainkan untuk para pekerja yang bekerja di bawahmu.

Dengan memiliki visi dan misi yang jelas, kamu bisa menularkan rasa kepemilikan yang tinggi terhadap para karyawanmu. Lebih jauh lagi, bila visi dan misi tersebut sudah ditularkan kepada konsumen, maka apapun yang kamu jual konsumen akan membelinya.

  • Visi, adalah bagaimana kamu memandang brand yang kamu punya di masa depan. Seperti apa kira-kira brand yang kamu miliki nantinya di masa depan.
  • Misi, adalah bagaimana kamu menerjemahkan visi yang kamu miliki sehingga kamu tahu apa yang bisa kamu lakukan sehari-hari.

Salah satu yang bisa kita pelajari adalah misi dari Nike, coba kamu tengok mission statement dari Nike di bawah ini.

Misi di atas bisa menggambarkan, apa yang diinginkan oleh Nike. Bahkan menariknya Nike memberikan keterangan tambahan dari mission statement tersebut (*). Coba kamu pikirkan beta luasnya target audience yang dimiliki oleh nike dengan (*) tersebut.

# Menegaskan Kualitas Kunci dan Manfaat yang Bisa Diberikan Brandmu

Mudahnya untuk yang satu ini, kamu harus menemukan fitur kunci dari produk ataupun jasa yang kamu tawarkan kepada konsumen yang kamu miliki.

Bagaimana kamu akan memberikan value yang bisa meningkatkan kualitas hidup dari konsumenmu sehingga nantinya konsumenmu secara emosional akan lebih tertarik kepada brand mu ketimbang brand orang lain.

Salah satu contoh brand building yang cukup menarik untuk dibahas adalah Apple. Dari sisi fitur, Apple menawarkan clean design dan kemudahan did alam penggunaan. Dari sini saja Apple bisa menurunkannnya menjadi berbagai macam campaign yang menarik.

Seperti gambar yang ada di atas, pada dasarnya merupakan turunan dari feature dan benefit yang dimiliki oleh Apple. Dengan memiliki fitur dan manfaat yang jelas, kamu akan bisa membuat konten yang lebih terarah.

# Membuat Personalitas Brand yang Jelas

Setelah kamu membuat dasar-dasar brand yang kuat, kamu bisa lanjut ke tahap berikutnya. Tahapan berikutnya adalah membuat personalitas atau kepribadian brand yang kamu miliki, sekuat dan seimpresif mungkin.

Pertama-tama pikirkan brand voice yang ingin kamu miliki. Dari sinilah kamu bisa menentukan kepribadian dari brand yang kamu miliki. Beberapa brand voice yang bisa kamu pilih misalnya professional, friendly, orientasi kepada jasa, otoritatif, teknis, promosional, konversasional, ataupun informatif.

Nah kamu bisa memilih bentuk suara brand yang kamu punya, berdasarkan karakteristik konsumen yang telah kamu buat sebelumnya. Lebih jauh lagi, kamu bisa memilih bentuk suara brand selain dari yang kami sebutkan di atas tersebut.

Salah satu karakteristik suara yang cukup diminati belakangan ini adalah yang cenderung lucu, berbentuk konversasional, dan tentu saja yang berbentuk cerita.

Sering sekali kita lihat beberapa brand besar ‘melawak’ di akun Twitter resmi yang mereka punya. Meski terlihat ‘tidak professional’, sejatinya hal tersebut adalah hal yang terkonsep dengan tujuan mendekatkan diri kepada konsumen mereka.

Hal-hal semacam ini sebenarnya sudah lama diaplikasikan oleh banyak brand, khususnya di luar negeri. Karena terbukti bisa mendekatkan brand dengan konsumen dan meningkatkan angka penjualan secara signifikan.

Nah, lebih jauh lagi kamu bisa membuat keribadian brand yang kamu punya dengan menggunakan bagan spektrum kepribadian brand di bawah ini.

Ada banyak bagan yang bisa kamu pakai, silahkan cari di Google. Namun hal yang terpenting adalah, bagan ini benar-benar dimengerti oleh seluruh tim sehingga nantinya bisa memposisikan diri secara utuh kepada konsumen.

Recalling, recalling, dan recalling!

# Visualisasi Brand

Apabila seluruh fondasi branding sudah kamu buat, saatnya kamu membuat visualisasi brand tersebut. Nah terbukti kan? Pembuatan logo, warna, font, dan sebagainya itu hanya sebagian kecil dari pembuatan brand itu sendiri?

Tapi bukan berarti visualisasi brand tidak penting. Hal ini juga penting, karena visualisasi brand adalah corong dari ide-ide yang sudah kamu pikirkan sebelumnya. Visualisasi brand haruslah menggambarkan keseluruhan ide yang sebelumnya kami bahas.

Nah ada beberapa patokan utama, yang harus kamu pikirkan mengenai visualisasi brand:

  • Logo, mencakup ukuran dan penempatan logo.
  • Color palette
  • Typography dan font yang digunakan.
  • Iconography
  • Imaging Style
  • Element-element di dalam laman website yang kamu miliki.

Di tahap inilah kemudian kamu boleh memilih, apakah ingin mencoba sendiri ataupun bekerja sama dengan desainer professional. Tentu harus kamu sesuaikan dengan keuangan yang kamu miliki.

Bekerja dengan agensi ataupun desainer professional tentu saja akan membuat kamu mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Tapi tentu saja hasilnya lebih terjamin.

Tapi kami pun merekomendasikan kamu mencoba mengutak-atik sendiri kok, apalagi bila kamu memang berbakat dan berpengalaman di dalam membuat sebuah brand.

Penutup

Nah itulah tadi langkah-langkah branding yang telah kami rangkum dari berbagai sumber. Percayalah, pada dasarnya ada lebih banyak langkah ataupun metode yang bisa kalian coba.

Terakhir, branding yang luar biasa baik tentunya tidak akan bermanfaat tanpa produk yang berkualitas. Pada akhirnya jangan lupakan juga aspek produk yang kamu tawarkan kepada konsumenmu ya!

Cara Membuat Brand Sendiri Mulai dari Nol #Cara #Membuat #Brand #Sendiri #Mulai #dari #Nol